Kankers serviks di Indonesia menempati peringkat ke-3 tertinggi di dunia. Setiap tahunnya, sekitar 36.000 perempuan Indonesia didiagnosis menderita penyakit ini, sekitar 21.000 di antaranya meninggal dunia. Itu artinya, hampir 3 dari 5 wanita yang terkena kanker serviks kehilangan nyawanya. Hal itu mendorong Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menggandeng berbagai mitra untuk melaksanakan pemeriksaan Human Papillomavirus Deoxyribonucleic Acid (HPV DNA).
Kali ini, Kemenkes RI yang diwakili mitranya dari Tirta Medical Centre menggandeng DPD LDII Surabaya melakukan pemeriksaan HPV DNA. Kegiatan dilaksanakan di Gedung Serba Guna Sabilurrosyidin, Gayungan, Surabaya, Sabtu (13/12) dan diikuti oleh 300 perempuan.
Kepala Cabang Tirta Medica Center Surabaya, dr. Eko Novidianto, menjelaskan bahwa pemeriksaan yang dilakukan menggunakan metode HPV DNA dilakukan untuk mendeteksi HPV sejak dini, “Penularan virus ini umumnya terjadi melalui hubungan seksual atau lingkungan seksual,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa deteksi dini sangat penting dilakukan karena virus HPV dapat menyebabkan kanker rahim atau kanker serviks. “Secara global, kanker serviks menempati urutan kedua penyakit kanker terbanyak pada perempuan. Sementara itu, Indonesia menjadi negara ketiga dengan jumlah penderita kanker serviks yang cukup tinggi,” ungkap dr. Eko.
Menurutnya, kegiatan pemeriksaan HPV DNA ini telah dilaksanakan di sejumlah wilayah. “Di Surabaya, kegiatan serupa sudah dilaksanakan di sekitar lima hingga enam lokasi. Sementara di wilayah Sidoarjo telah menjangkau lima hingga sepuluh lokasi. Target pemeriksaan untuk Surabaya sebanyak 5.000 orang dan Sidoarjo juga sebanyak 5.000 orang,” paparnya.

Kegiatan tersebut diikuti oleh perempuan yang sudah menikah dengan batas usia maksimal 70 tahun, dengan sejumlah ketentuan yang harus dipenuhi. Di antaranya tidak berhubungan intim dalam kurun waktu 2×24 jam sebelum pemeriksaan, tidak menggunakan sabun pembersih kewanitaan, tidak sedang haid atau hamil, serta belum melakukan pemeriksaan HPV DNA dalam satu tahun terakhir.
Sementara itu Ketua DPD LDII Kota Surabaya, Akhmad Setiadi, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian LDII terhadap kesehatan warganya sekaligus dukungan nyata terhadap program Kemenkes RI dalam menekan angka kanker serviks di Indonesia, “Kami mendatangkan para ibu-ibu untuk mendeteksi apakah ada potensi kanker atau tidak. Semoga seluruh ibu-ibu yang mengikuti tes mendapatkan hasil yang sehat,” ujarnya.
Setiadi menambahkan, kegiatan serupa diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan agar memberi manfaat lebih besar bagi kesehatan para ibu. “Kegiatan seperti ini semoga bisa dilaksanakan secara kontinu dan dapat menjadi data kesehatan ibu-ibu, khususnya terkait kanker serviks. Dengan dukungan penuh dari DPD LDII Surabaya, kami berharap kesehatan ibu-ibu dapat terus terjaga dan tetap sehat,” tambahnya.
Ia berharap, dengan adanya pemeriksaan deteksi dini kanker serviks ini bisa mendukung peran para ibu dalam keluarga, tidak terganggu oleh adanya kanker serviks, “Dengan deteksi ini, kalau memang ada, bisa diobati dengan lebih dini sehingga tidak mempengaruhi tugas ibu-ibu di dalam keluarganya. Yakni mendidik putra-putrinya, melayani suaminya, juga membantu mencari maisyah keluarga sehingga bisa berjalan dengan baik semua,” jelasnya.

Lebih lanjut, Wakil Ketua yang membawahi Bagian Pengabdian Masyarakat (Penamas) DPD LDII Surabaya, dr. Riko Lazuardi mengatakan bahwa kegiatan tersebut membantu para perempuan agar terhindar dari kanker mulut rahim, “ Dengan deteksi dini, derajat kesehatan bisa ditingkatkan sehingga biaya kesehatan yang dikeluarkan juga jauh lebih ekonomis dan usia harapan hidup juga meningkat,” paparnya.
Ia menambahkan, melalui kegiatan tersebut, para perempuan bisa tanggap akan kondisi kesehatan diri mereka. “Kami berharap kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dapat menjadi budaya bagi kaum wanita, sehingga rutin melakukan deteksi dini khususnya kanker mulut rahim ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap kerja sama yang telah terjalin dapat terus berlanjut. “Kami berharap kegiatan dan kerja sama ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, baik melalui program pemerintah maupun melalui program swasta lainnya,” katanya.
Ketua Pelaksana Pemeriksaan HPV DNA, Febrianto Aris Setiawan, menjelaskan bahwa terdapat sejumlah manfaat dari kegiatan tersebut, “Manfaat kegiatan ini antara lain untuk melakukan skrining, deteksi dini penyakit (yang disebabkan oleh) HPV, meningkatkan kesadaran perempuan melalui edukasi tentang cara menjaga dan membersihkan organ vital, serta upaya pencegahan HPV,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan tersebut merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak. “Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Tirta Medica Center sebagai vendor, serta didukung oleh DPD LDII Kota Surabaya dan Forum Komunikasi Kesehatan Islam (FKKI) Kota Surabaya,” ujarnya.
Febrianto menuturkan, jumlah peserta Pemeriksaan HPV DNA cukup tinggi. “Alhamdulillah, pada pelaksanaan hari ini tercatat sebanyak 300 orang mengikuti pemeriksaan HPV DNA. Hal ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat, khususnya kaum perempuan, terhadap pentingnya deteksi dini kesehatan reproduksi,” pungkasnya. (ysy/wid)

Semoga kegiatan spt ini ,bisa selalu ada,shg bermanfaat bagi masyarakat,