Surabaya, 22 Desember 2024 – Di tengah dinamika kehidupan beragama dan sosial yang semakin berkembang, Koordinasi Masjid (KORMAS) Kota Surabaya kembali mengadakan sebuah kegiatan yang menggugah. Pada hari Minggu, 22 Desember 2024, bertempat di Masjid Zakaria, Jl. Dukuh Menanggal Surabaya, KORMAS mengundang Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Surabaya untuk menghadiri kegiatan bertajuk Musa’adah, yang berfokus pada tema penting: “Menanggapi dan Menyikapi Natal dan Tahun Baru 2025.”
Membangun Dialog Antar Umat Beragama
Acara ini tidak hanya dihadiri oleh warga sekitar dan jamaah Masjid Zakaria, tetapi juga oleh sejumlah tokoh agama dan masyarakat yang diundang untuk mempererat tali persaudaraan antar umat beragama di Surabaya. Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Ketua Umum KORMAS Kota Surabaya, KH. Muhid Murtadlo. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama, khususnya di tengah momen perayaan besar seperti Natal dan Tahun Baru.
KH. Muhid juga membawakan materi tentang sejarah Isro’ Mi’roj, sebuah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menjadi landasan bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
Sebagai tokoh yang dikenal luas karena pemahamannya yang dalam tentang ajaran Islam, KH. Muhid memberikan penjelasan yang menyentuh hati tentang makna spiritual dalam setiap perayaan keagamaan.
Dialog Interaktif bersama KH. Hidayatullah, M.Si
Setelah sambutan dari KH. Muhid, acara dilanjutkan dengan dialog interaktif yang dipandu oleh KH. Hidayatullah, M.Si, seorang ulama dan tokoh yang sangat dihormati di kalangan masyarakat Surabaya.
Dalam dialog ini, KH. Hidayatullah mengajak seluruh peserta untuk membahas lebih dalam tentang sikap yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam menyikapi perayaan Natal dan Tahun Baru yang kerap kali menjadi sorotan publik.
Beliau mengingatkan bahwa Islam mengajarkan tentang pentingnya menghormati perbedaan dan menjaga toleransi antar umat beragama. Sebagai umat Islam, kata KH. Hidayatullah, kita tidak perlu merasa terancam dengan perayaan agama lain, namun harus tetap menjaga prinsip ajaran Islam yang sudah jelas dan kokoh.
Dialog ini memberikan ruang bagi peserta untuk bertanya dan berbagi pandangan, menciptakan suasana saling memahami dan membangun kebersamaan.
Kehadiran LDII dalam Acara Musa’adah
Salah satu momen yang menarik dalam acara tersebut adalah kehadiran utusan dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Surabaya, yakni Ust. H. Edi Warsito, M.Pd dan Ust. H. Dedi Mochtar. LDII, yang dikenal sebagai organisasi yang fokus pada dakwah dan pengembangan masyarakat, memberikan kontribusi penting dalam kegiatan ini dengan menghadirkan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana umat Islam seharusnya bersikap dalam menghadapi berbagai perayaan keagamaan yang tidak seagama.
Ust. H. Edi Warsito, M.Pd menyampaikan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Beliau menegaskan bahwa sikap toleransi bukan berarti melupakan prinsip-prinsip dasar agama, namun lebih kepada bagaimana mengelola perbedaan dengan bijak dan penuh rasa hormat.
Ust. H. Dedi Mochtar juga menambahkan, bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, umat Islam diajak untuk lebih aktif berkontribusi dalam membangun kedamaian, tidak hanya dengan sikap diam, namun dengan tindakan yang konkret dalam kehidupan sehari-hari. LDII berharap agar masyarakat bisa terus menjaga hubungan baik antar umat beragama dan menghindari konflik yang tidak perlu.
Nilai Toleransi dan Kerukunan Antar Umat Beragama
Salah satu inti pembahasan yang muncul dalam acara ini adalah pentingnya nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Menyikapi Natal dan Tahun Baru bukan hanya soal perbedaan keyakinan, tetapi lebih kepada bagaimana umat beragama bisa bersama-sama menjaga kedamaian dan keharmonisan dalam masyarakat yang majemuk.
KORMAS Kota Surabaya, sebagai organisasi yang terus berupaya untuk memelihara kerukunan antar umat beragama, mengharapkan acara seperti ini bisa menjadi jembatan komunikasi yang efektif antara berbagai elemen masyarakat, termasuk yang berbeda agama dan keyakinan. Perayaan Natal dan Tahun Baru, menurut para tokoh yang hadir, bukanlah waktu untuk memisahkan diri, melainkan untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan menjaga kedamaian.
Penutupan yang Penuh Harapan
Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Muhid Murtadlo, mengharapkan agar umat Islam senantiasa diberi kekuatan dalam menjalankan ajaran agama dengan penuh kedamaian, serta bisa memberikan contoh yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Semua peserta acara diingatkan untuk menjaga semangat ukhuwah Islamiyah dan memperkuat solidaritas antar umat beragama, demi terciptanya Surabaya yang lebih damai dan harmonis.
Secara keseluruhan, kegiatan Musa’adah ini bukan hanya tentang menghadapi Natal dan Tahun Baru dengan cara yang bijak, tetapi lebih kepada mempererat hubungan antar umat beragama, dengan tujuan akhir menjaga kedamaian dan kerukunan di tengah masyarakat yang plural. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilakukan di masa depan, sebagai upaya menjaga Surabaya sebagai kota yang toleran dan penuh kedamaian.
SEMOGA DENGAN ADANYA KEGIATAN MUSA’ADAH RUTIN 1 BL 1X INI BISA MENAMBAH KERJASAMA YANG BAIK, TAMBAH RUKUN KOMPAK ANTAR UMAT ISLAM WALAUPUN BEDA ORMAS NYA. TAMBAH SUKSES LANCAR BAROKAH, AAMIIN.
Alhamdulillah semoga sinergi, tetap rukun kompak